. FORSAMAN: Tak Mungkin Ada Dua Cinta Dalam Satu Hati
Selamat Datang di Blog Forsaman Semoga Bisa Bermanfaat Kami Mohon Kritik Dan Sarannya Buat Kemajuan Bersama

Minggu, 25 Juli 2010

Tak Mungkin Ada Dua Cinta Dalam Satu Hati

Tabir penutup dirimu takkan tersingkap, selama kau belum lepas dari ciptaan dan tak memalingkan hatimu darinya dalam segala keadaan hidup, selama hawa nafsumu belum pupus, begitu pula maksud dan kerinduanmu, selama kau belum lepas dari kemaujudan dunia ini dan akhirat, dan yg maujud dalam dirimu hanyalah kehendak Tuhanmu, dan kau terisi dgn nur Tuhanmu, dan tiada tempat di dalam hatimu kecuali bagi Tuhanmu, sehingga kau menjadi penjaga pintu qolbumu, dan kau dikaruniai pedang tauhid, keagungan dan kekuatan. 

Maka segala yg kau lihat, yg mendekati pintu qolbumu dari benakmu, akan kau pisahkan kepalanya dari bahunya sehingga tiada tersisa bagi dirimu, dambaanmu dan kerinduanmu akan dunia ini dan akhirat sesuatu yg berkepala, dan tiada dunia yang diperhatikan, tiada pendapat yg diikuti kecuali kepatuhan kepada Allah dan penerimaan penuh ikhlas akan takdir-Nya, bukannya peluruh penuh dalam takdir dan kurnia-Nya. Dgn demikian, kau menjadi hamba Allah, bukan hamba manusia atau pendapat. Bila hal ini mengekal dalam hidupmu, tirai-tirai hormat-diri akan menyelimuti qolbumu, parit-parit keluhuran dan daya keagungan akan mengitarinya dan hatimu akan dijaga oleh tentara kebenaran, tauhid, dan pengawal-pengawal kebenaran akan ditempatkan di dekatnya shg orang tak dapat mendekatinya melalui kekejian, dambaan-dambaan hampa, kepalsuan-kepalsuan yg timbul dalam benak-benak manusia dan melalui kesesatan yg timbul dari keinginan-keinginan. 

Jika ditakdirkan bahwa orang akan datang kepadamu terus-menerus dan mereka tak mengetahui kemuliaanmu shg mereka mendapat cahaya yg menyilaukan, tanda-tanda yg jelas, kebijakan yg dalam, dan melihat keajaiban-keajaiban yg nyata dan kejadian-kejadian sebagai sosok kehidupanmu shg meningkatkan upaya mereka untuk mendekat kepada Allah, untuk patuh kepada-Nya, dan untuk mengabdi kepada Tuhan mereka. Meski semua ini terjadi, kau akan aman dari semua itu, dari kecenderungan jiwa manusiawimu kepada keinginan dari puji-diri, kesombongan orang-orang yg datang kepadamu dan perhatian mereka kepadamu. 

Juga seandainya kau akan beristeri cantik, bertanggung jawab atas dirinya dan atas perilakunya, maka kau akan aman dari keburukannya, akan diselamatkan dari memikul bebannya dan dia bagimu, akan menjadi karunia Allah, terahmati dan berlaku baik, bersih dari ketidaktulusan, kekejian dan penghianatan. Maka ia akan melepaskanmu dari beban perilakunya dan akan menjauhkan darimu segala kesulitan karenanya. Seandainya ia melahirkan anak, maka ia akan menjadi anak yg shaleh dan suci, yg akan menyenangkan pandanganmu. 

Allah berfirman:
"Dan Kami jadikan isterinya patut baginya." (QS 21:90)
"Ya Tuhan kami! Kurniakan pada isteri-isteri dan keturunan kami sbg penyejuk mata dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertaqwa" (QS 25:74)
"Dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, orang yang Kau ridhai." (QS 19:6) 

Maka doa-doa ini akan mewujud dan diterima, tak jadi soal kau sampaikan doa-doa ini kepada Allah sebab doa-doa itu dimaksudkan bagi mereka yg layak begini, yg termatangkan dalam keadaan ini, dan yg kepada mereka dilimpahkan nikmat dan kedekatan Allah.

Begitu pula andaikata sesuatu dari dunia ini mendatangimu, ia takkan merugikanmu. Maka yg datang kepadamu merupakan bagianmu dari-Nya, yg tersucikan demi kamu, oleh tindakan Allah, kehendak-Nya dan dgn perintah-Nya ia mencapaimu. Ia akan mencapaimu dan kau akan terpahalai, asalkan kau memperolehnya dalam kepatuhan kepada-Nya; persis sebagaimana akan dipahalainya kamu karena menunaikan shalat dan puasa. Dan kau akan diperintahkan tentang yg bukan hakmu untuk memberikannya pada para sahabat, tetangga dan peminta yg layak memperoleh uang zakat sesuai dgn kebutuhan. Maka urusan-urusan akan diberikan kepadamu sehingga kau tak mampu membedakan antara yg layak dan yg tak layak dan antara kabar burung dgn pengalaman sejati. Maka urusanmu akan menjadi putih bersih yg tiada kegelapan dan keraguan.

Maka dari itu bersabarlah, senantiasa bertaqwalah, perhatikanlah masa kini, tenanglah, tenanglah! Waspadalah! Selamatkanlah dirimu! Selamatkanlah dirimu! Segeralah! Segeralah! Taqwalah kepada Allah! Taqwalah kepada Allah! Tundukkanlah pandanganmu! Tundukkanlah pandanganmu! Palingkanlah matamu! Palingkanlah matamu! Berlaku baiklah! hingga datang takdir dan kau kami bawa ke depan .

Maka akan lenyap darimu segala yg memberatkanmu kemudian kau dimasukkan ke dalam samudera nikmat, kelembutan dan kasih sayang dan dipakaikan dgn pakaian cahaya dan rahasia-rahasia Ilahi. Lalu kau didekatkan, diajak bicara, diberi karunia, dilepaskan dari keperluan, dikukuhkan, dimuliakan dan dilimpahi kata-kata:
"Sesungguhnya kamu di sisi Kami adalah orang yg berkedudukan tinggi lagi dipercaya."(QS 12:54) 
Lalu tersingkaplah keadaan Yusuf dan para shiddiq ketika disapa dgn kata-kata ini dari lidah Raja Mesir, Raja dari Fir'aun. Jelaslah, itulah lidah Raja yg menyatakannya, yang adalah Allah yg berbicara melalui lidah pengetahuan. Kepada Yusuf dianugerahkan kerajaan bendawi yaitu kerajaan Mesir, juga kerajaan jiwa yaitu kerajaan pengetahuan, ruhani, nalar, kedekatan dengan-Nya dan kedudukan tinggi di hadapan-Nya. 
Allah berfirman:
"Dan demikianlah Kami anugerahkan kepada Yusuf kekuasaan atas negeri (ia berkuasa penuh) ke mana pun ia suka." (QS 12:56)
Negeri di sini ialah Mesir. Mengenai kerajaan ruhani, Allah berfirman:
"Demikianlah, agar Kami palingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba pilihan kami." (QS 12:24)

Mengenai kerajaan pengetahuan, Allah berfirman:
"Yg demikian ini adalah sebagian dari yg diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yg tak beriman kepada Allah." (QS 12:37)

Bila kau disapa, wahai orang shaleh, berarti kau dianugerahi banyak pengetahuan nan agung, kekuatan, kebaikan, kewalian biasa, dan perintah yg mempengaruhi ruhani dan yg bukan ruhani dan teranugerahi daya cipta, dgn izin Allah, segala yg di dunia ini, meskipun akhirat belum tiba. Di akhirat kau akan berada di tempat damai dan di surga yg tinggi.

Sumber : Futuuhul ghaib
Mutiara karya Syaikh Abdul Qadir Jailani ( oleh : lentera sufi )

Tidak ada komentar: