. FORSAMAN: Juli 2010
Selamat Datang di Blog Forsaman Semoga Bisa Bermanfaat Kami Mohon Kritik Dan Sarannya Buat Kemajuan Bersama

Senin, 26 Juli 2010

Sebab Laki-laki Ditarik ke Neraka oleh Wanita

Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yang akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yang tidak memberikan hak kepada wanita dan tidak menjaga amanah itu. Mereka ialah:

1. Ayahnya

Apabila seseorang yang bergelar ayah tidak mempedulikan anak-anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar sholat,mengaji dan sebagainya Dia membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat. Tidak cukup kalau dengan hanya memberi kemewahan dunia saja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya. (p/s; Duhai lelaki yg bergelar ayah, bagaimanakah hal keadaan anak perempuanmu sekarang?. Adakah kau mengajarnya bersholat … ..menutup aurat?.. pengetahuan agama?.. Jika tidak cukup salah satunya, maka bersedialah untuk menjadi bahan bakar neraka jahannam.)

2. Suaminya

Apabila sang suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas di pejabat, memperhiaskan diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahram. Apabila suami mendiam diri walaupun seorang yang alim dimana sholatnya tidak pernah bertangguh, maka dia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dalam neraka.

(p/s; Duhai lelaki yg bergelar suami, bagaimanakah hal keadaan isteri tercintamu sekarang?. Dimanakah dia?
Bagaimana akhlaknya? Jika tidak kau menjaganya mengikut ketetapan syari’at, maka terimalah hakikat yang kau akan sehidup semati bersamanya di ‘taman’ neraka sana.)

3. Abang-abangnya

Apabila ayahnya sudah tiada, tanggung jawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya dan saudara lelakinya. Jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya saja dan adiknya dibiarkan melencong dari ajaran Islam, tunggulah tarikan adiknya di akhirat kelak.

(p/s; Duhai lelaki yang mempunyai adik perempuan, jangan hanya menjaga amalmu, dan jangan ingat kau terlepas…
kau juga akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak…jika membiarkan adikmu bergelumang dengan maksiat… dan tidak menutup aurat.)

4. Anak-anak lelakinya

Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yang haram di sisi Islam. bila ibu membuat kemungkaran mengumpat, memfitnah, mengata-ngatai dan sebagainya…maka anak itu akan disoal dan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak….dan nantikan tarikan ibunya ke neraka.

(p/s; Duhai anak2 lelaki…. sayangilah ibumu….
nasihatilah dia jika tersalah atau terlupa…. karena ibu juga insan biasa… sekali lepas dari melakukan dosa…
selamatkanlah dia dari menjadi ‘kayu api’ neraka….jika tidak, kau juga akan ditarik menjadi penemannya.)
…………………………………………..
Lihatlah…..betapa hebatnya tarikan wanita bukan saja di dunia malah di akhirat pun tarikannya begitu hebat. Maka kaum lelaki yang bergelar ayah/suami/abang atau anak harus memainkan peranan mereka.

Firman Allah S.W.T;

“Hai anak Adam, peliharalah diri kamu serta ahlimu dari api neraka dimana bahan bakarnya ialah manusia, jin dan batu-batu….”

Sumber : www.untukku.com

Membaca AlQuran Meskipun Tidak Mengerti Satupun Artinya?

Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?

Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.

Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.

Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.

Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.

Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.

Sumber : Salam Sembari Fkip Unmul

Minggu, 25 Juli 2010

Anda Harus Kuat!


Sifat yang mendasar pada diri kita bila tertimpa kesedihan adalah hati menjadi lemah. Itulah sebabnya kenapa kita diciptakan dalam kondisi yang berbeda secara pisik dan kejiwaan. Setiap orang memiliki hati yang berbeda-beda sesuai peran dan tugas masing-masing. perbedaan tugas dan peran inilah kemudian Allah memberikan ujian, cobaan, musibah dan kesedihan yang berbeda-beda pada setiap insan. Semakin tinggi kualitas seseorang semakin berat cobaannya. 

Hati kita menjadi lemah karena kecintaannya yang berlebihan kepada harta, pasangan hidup, ego, pisik, jabatan atau bahkan juga status sosial sehingga Allah memberikan cobaan dengan 'sentilan pada kelemahan itu maka kita merasakan betapa besarnya cobaan yang Allah berikan kepada kita. 

Ada orang yang sangat mencintai hartanya. dikumpulkannya setiap hari, begitu tiba-tiba Allah mengambil kembali semua hartanya dengan kebangkrutan dan habis dilalap sijago merah, tidak ada lagi yang tersisa membuat hatinya menjadi melemah dan ujungnya menjadi depresi. 

Ada juga yang lemah dalam pasangan hidup. Orang yang lemah dalam pasangan hidup, tidak akan menderita bila cobaannya adalah harta namun bila ditinggalkan oleh kekasihnya maka hal itu menjadikan hidupnya begitu teramat menderita. Maka hati harus senantiasa dijaga agar tidak melemah. bila hati tersenggol oleh ujian, cobaan dan musibah kita akan merasa sebagai penderitaan yang teramat menyakitkan. jiwa dan raga kita menjadi hancur dalam kesendirian dan kesunyian. 

Anda harus kuat, jangan biarkan diri anda melemah. Allah menempa kita dengan penderitaan agar kita menjadi kuat. 

-- 
Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedih hati padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.' (QS. ali - Imran : 139). 


mari bergabung di group tersebut semoga bisa lebih bermanfaat lagi

Tak Mungkin Ada Dua Cinta Dalam Satu Hati

Tabir penutup dirimu takkan tersingkap, selama kau belum lepas dari ciptaan dan tak memalingkan hatimu darinya dalam segala keadaan hidup, selama hawa nafsumu belum pupus, begitu pula maksud dan kerinduanmu, selama kau belum lepas dari kemaujudan dunia ini dan akhirat, dan yg maujud dalam dirimu hanyalah kehendak Tuhanmu, dan kau terisi dgn nur Tuhanmu, dan tiada tempat di dalam hatimu kecuali bagi Tuhanmu, sehingga kau menjadi penjaga pintu qolbumu, dan kau dikaruniai pedang tauhid, keagungan dan kekuatan. 

Maka segala yg kau lihat, yg mendekati pintu qolbumu dari benakmu, akan kau pisahkan kepalanya dari bahunya sehingga tiada tersisa bagi dirimu, dambaanmu dan kerinduanmu akan dunia ini dan akhirat sesuatu yg berkepala, dan tiada dunia yang diperhatikan, tiada pendapat yg diikuti kecuali kepatuhan kepada Allah dan penerimaan penuh ikhlas akan takdir-Nya, bukannya peluruh penuh dalam takdir dan kurnia-Nya. Dgn demikian, kau menjadi hamba Allah, bukan hamba manusia atau pendapat. Bila hal ini mengekal dalam hidupmu, tirai-tirai hormat-diri akan menyelimuti qolbumu, parit-parit keluhuran dan daya keagungan akan mengitarinya dan hatimu akan dijaga oleh tentara kebenaran, tauhid, dan pengawal-pengawal kebenaran akan ditempatkan di dekatnya shg orang tak dapat mendekatinya melalui kekejian, dambaan-dambaan hampa, kepalsuan-kepalsuan yg timbul dalam benak-benak manusia dan melalui kesesatan yg timbul dari keinginan-keinginan. 

Jika ditakdirkan bahwa orang akan datang kepadamu terus-menerus dan mereka tak mengetahui kemuliaanmu shg mereka mendapat cahaya yg menyilaukan, tanda-tanda yg jelas, kebijakan yg dalam, dan melihat keajaiban-keajaiban yg nyata dan kejadian-kejadian sebagai sosok kehidupanmu shg meningkatkan upaya mereka untuk mendekat kepada Allah, untuk patuh kepada-Nya, dan untuk mengabdi kepada Tuhan mereka. Meski semua ini terjadi, kau akan aman dari semua itu, dari kecenderungan jiwa manusiawimu kepada keinginan dari puji-diri, kesombongan orang-orang yg datang kepadamu dan perhatian mereka kepadamu. 

Juga seandainya kau akan beristeri cantik, bertanggung jawab atas dirinya dan atas perilakunya, maka kau akan aman dari keburukannya, akan diselamatkan dari memikul bebannya dan dia bagimu, akan menjadi karunia Allah, terahmati dan berlaku baik, bersih dari ketidaktulusan, kekejian dan penghianatan. Maka ia akan melepaskanmu dari beban perilakunya dan akan menjauhkan darimu segala kesulitan karenanya. Seandainya ia melahirkan anak, maka ia akan menjadi anak yg shaleh dan suci, yg akan menyenangkan pandanganmu. 

Allah berfirman:
"Dan Kami jadikan isterinya patut baginya." (QS 21:90)
"Ya Tuhan kami! Kurniakan pada isteri-isteri dan keturunan kami sbg penyejuk mata dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertaqwa" (QS 25:74)
"Dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, orang yang Kau ridhai." (QS 19:6) 

Maka doa-doa ini akan mewujud dan diterima, tak jadi soal kau sampaikan doa-doa ini kepada Allah sebab doa-doa itu dimaksudkan bagi mereka yg layak begini, yg termatangkan dalam keadaan ini, dan yg kepada mereka dilimpahkan nikmat dan kedekatan Allah.

Begitu pula andaikata sesuatu dari dunia ini mendatangimu, ia takkan merugikanmu. Maka yg datang kepadamu merupakan bagianmu dari-Nya, yg tersucikan demi kamu, oleh tindakan Allah, kehendak-Nya dan dgn perintah-Nya ia mencapaimu. Ia akan mencapaimu dan kau akan terpahalai, asalkan kau memperolehnya dalam kepatuhan kepada-Nya; persis sebagaimana akan dipahalainya kamu karena menunaikan shalat dan puasa. Dan kau akan diperintahkan tentang yg bukan hakmu untuk memberikannya pada para sahabat, tetangga dan peminta yg layak memperoleh uang zakat sesuai dgn kebutuhan. Maka urusan-urusan akan diberikan kepadamu sehingga kau tak mampu membedakan antara yg layak dan yg tak layak dan antara kabar burung dgn pengalaman sejati. Maka urusanmu akan menjadi putih bersih yg tiada kegelapan dan keraguan.

Maka dari itu bersabarlah, senantiasa bertaqwalah, perhatikanlah masa kini, tenanglah, tenanglah! Waspadalah! Selamatkanlah dirimu! Selamatkanlah dirimu! Segeralah! Segeralah! Taqwalah kepada Allah! Taqwalah kepada Allah! Tundukkanlah pandanganmu! Tundukkanlah pandanganmu! Palingkanlah matamu! Palingkanlah matamu! Berlaku baiklah! hingga datang takdir dan kau kami bawa ke depan .

Maka akan lenyap darimu segala yg memberatkanmu kemudian kau dimasukkan ke dalam samudera nikmat, kelembutan dan kasih sayang dan dipakaikan dgn pakaian cahaya dan rahasia-rahasia Ilahi. Lalu kau didekatkan, diajak bicara, diberi karunia, dilepaskan dari keperluan, dikukuhkan, dimuliakan dan dilimpahi kata-kata:
"Sesungguhnya kamu di sisi Kami adalah orang yg berkedudukan tinggi lagi dipercaya."(QS 12:54) 
Lalu tersingkaplah keadaan Yusuf dan para shiddiq ketika disapa dgn kata-kata ini dari lidah Raja Mesir, Raja dari Fir'aun. Jelaslah, itulah lidah Raja yg menyatakannya, yang adalah Allah yg berbicara melalui lidah pengetahuan. Kepada Yusuf dianugerahkan kerajaan bendawi yaitu kerajaan Mesir, juga kerajaan jiwa yaitu kerajaan pengetahuan, ruhani, nalar, kedekatan dengan-Nya dan kedudukan tinggi di hadapan-Nya. 
Allah berfirman:
"Dan demikianlah Kami anugerahkan kepada Yusuf kekuasaan atas negeri (ia berkuasa penuh) ke mana pun ia suka." (QS 12:56)
Negeri di sini ialah Mesir. Mengenai kerajaan ruhani, Allah berfirman:
"Demikianlah, agar Kami palingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba pilihan kami." (QS 12:24)

Mengenai kerajaan pengetahuan, Allah berfirman:
"Yg demikian ini adalah sebagian dari yg diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yg tak beriman kepada Allah." (QS 12:37)

Bila kau disapa, wahai orang shaleh, berarti kau dianugerahi banyak pengetahuan nan agung, kekuatan, kebaikan, kewalian biasa, dan perintah yg mempengaruhi ruhani dan yg bukan ruhani dan teranugerahi daya cipta, dgn izin Allah, segala yg di dunia ini, meskipun akhirat belum tiba. Di akhirat kau akan berada di tempat damai dan di surga yg tinggi.

Sumber : Futuuhul ghaib
Mutiara karya Syaikh Abdul Qadir Jailani ( oleh : lentera sufi )

Merawat dan Memelihara Hati Yang Bersih

Untuk merawat hati yang sudah bercahaya dan memperindahnya maka seseorang perlu terus-menerus mempertahankan dan mengamalkan kebaikan. Hati akan terus bersih, bening dan bercahaya jika kejahatan terus dihindari, jauh dari debu-debu ini, dengki, riya, takabbur dan cobaan dijalani dengan ikhlas. Perumpamaan hal ini adalah seorang ibu hamil yang selalu ikhlas menahan sakit, lemah tanpa pamrih demi mengandung anak yang ia cintai. Maka jika kita mencintai permata (hati kita) maka kita harus merawatnya terus-menerus. 

Al-Ghazali mendefenisikan hati manusia menjadi tiga bentuk, yaitu: hati yang sehat, hati yang sakit dan hati yang mati. Hati yang sehat akan berfungsi optimal, mampu memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk. Hati mereka kenal betul dengan Allah, sifat, af'al, kasih sayang, janji, qudrah, sunnah dan kemulian-Nya. 

Kondisi hati ini akan selalu bersyukur atas nikmat, sabar dan ridha akan taqdir dan cobaan yang diberikan-Nya. Hati yang mampu berma'rifat (mengenal Allah) ini adalah salah satu yang menjadikan manusia lebih ungul dari makhluk lainnya. 

Dalam bab ini juga dibahas tentang Qalbun Salim (hati yang selamat) yakni hati yang istiqamah dan mampu menetapi kebaikan berbalik hanya pada kebaikan saja seperti yang disinggung Nabi SAW dalam do'anya yang bersabda; "Hai yang membolak balikkan hati tetapkanlah hatiku dalam agama-Mu dan taat pada-Mu'. Mengenai hal ini Allah juga berfirman: Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat (qalbun salim) (QS. 26, as-Syura: 88-89). 

Hati yang bening inilah yang mampu menjaga prilakunya, menahan pandangannya, menjaga lisan, perut dan mampu memilih pergaulan yang baik. Hati menjadi suci dan bening karena tidak ada tingkah laku yang mengotorinya, ingatnya selalu pada Allah, istiqamahnya terus-menerus tanpa henti, da'wahnya ikhlas tanpa pamrih dan seterusnya. 

Mengenai pentingnya menjaga mata Nabi SAW bersabda: "Pandangan itu salah satu panah dari panah iblis yang berbisa. Siapa saja yang meninggalkannya karena takut pada Allah, maka Allah akan memberinya keimanan yang terasa sangat manis di dalam hati. (HR. al-hakim). 

Mengenai menjaga lisan Nabi SAW bersabda: "Setiap ucapan bani adam itu membahayakan dirinya (tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata yang berupa amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan) dan zikrullah. (HR. Tirmidzi). Demikianlah seterusnya. 

Hati adalah pusat kebaikan dan kejahatan. Hati adalah ibarat Raja yang punya hak veto dalam memerintah seluruh anggota jasmani untuk berbuat baik atau jahat. Oleh karena itu bersihkanlah ia, beningkanlah dari segala kotoran, isilah dengan sifat-sifat yang baik agar ia tetap terang benderang. bersinar dan bercahaya serta mudahnya berbalik terus dalam kebaikan dan taqwa. 

Adapun langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah: Pertama, Mencari ilmu hati yakni ilmu yang bermanfaat untuk membersihkan hati, bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakatnya. Kedua, Membersihkan hati dari sifat-sifat tercela (takhalli). Ketiga, mengisi hati dengan sifat-sifat terpuji yang dimulai dari sifat zuhud (tidak berambisi dan mengejar kesenangan hawa nafsu di dunia saja) dan mujahadah atau bersungguh-sungguh menuju Allah dalam istilah al-Ghazali dan Keempat, Istiqamah dan berdo'a agar hati tetap bersih, bening, bercahaya dan hanya berbalik dalam dan untuk kebaikan saja. 

Mengatakan dan menjelaskan hal ini tidak semudah mengamalkan dan oleh karena itu marilah sama-sama kita berusaha dan bekerja keras untuk membersihkan, mengisi dan membeningkan hati dengan cara-cara yang disebutkan di atas karena hatilah satu-satunya penentu kita menjadi dan dipandang baik atau buruk. Semoga.

Kamis, 22 Juli 2010

Mawar Untuk Ibu

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dikirimkan kepada sang Ibu yang tinggal 250 KM darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu bertanya mengapa gadis kecil itu menangis dan gadis kecil itu menjawab, “Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tetapi saya hanya mempunyai uang lima ratus rupiah, sedangkan harga mawar itu seribu rupiah.” Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut aku, aku akan membelikan bunga yang kau mau.” 

Kemudian, ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk dikirimkan kepada ibunya. Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri utuk mengantarkan gadis itu pulang kerumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, “Ya, tentu saja. Maukah Anda mengantar saya ketempat ibuku?”

Kemudian mereka berdua menuju tempat yang ditunjuk gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. Setibanya di sana gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah. Melihat itu, hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat akan sesuatu. Bergegas ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimanya. Ia mengambil karangan bunga yang telah dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 KM menuju kerumah ibunya.

Sumber : iphinchow.wordpress.com

Hati yang Jernih

Mengapa hati cenderung tertarik dengan dosa-dosa dan menjauh dari pahala?

Mengapa banyak peringatan tidak membuat orang jera berbuat nista?

Mengapa hati tidak tertarik dengan imbalan pahala dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Bila hati jauh dari dzikrullahtilawah Al-Qur’anistighfar, do’a, dan qiyamullayl, maka air mata tak pula meleleh di kala ingat akan dosa atau diingatkan tentang neraka. Saat itulah hati telah keras membatu.

Lalu adakah kiat untuk melembutkan hati itu?

Sesungguhnya kelembutan, kekhusyu’an serta keluluhan hati kepada Sang Pencipta dan Yang membentuk hati-hati tersebut merupakan suatu pemberian dari Ar-Rahman (Yang Maha Penyayang) dan sebuah karunia dari Ad-Dayyan (Yang membuat perhitungan).

Secara fisik, hati adalah salah satu organ tubuh yang sangat penting dalam hidup manusia. Hati adalah pabrik kimia yang terbesar di dalam tubuh yang berfungsi membersihkan darah dari semua racun dan kotoran-kotoran. Hati juga menyimpan vitamin-vitamin yang berguna bagi tubuh dan juga menyediakan mineral yang diperlukan tubuh. Bila terjadi kerusakan di dalam hati, maka akibatnya sangat buruk bagi kehidupan manusia, bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Secara hakekat, hati adalah segumpal darah yang merupakan pusat dari panca indera manusia. Ia sangat peka, halus dan tembus. Hati dapat melihat, tetapi tidak terlihat oleh panca indera lahir. Di dalam hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, disebutkan bahwa “….ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging jika ia baik seluruh tubuh akan baik jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah dialah hatiMuttafaq Alaihi.

Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata: “Ketahuilah, sesungguhnya seorang hamba menempuh jalan Allah dengan hati dan tekat bajanya dan bukan dengan fisiknya. Hakikat takwa adalah takwanya hati, bukan takwanya anggota badan.”

Imam Al-Ghozali mengatakan bahwa hati itu ibarat cermin. Bila hati itu bersih, laksana sebuah cermin yang jernih yang bisa memantulkan bayangan diri yang sebenarnya. Cermin yang jernih akan secara jujur memperlihatkan kecantikan dan kekurangan di dalam penampilan seseorang. Setiap perilaku yang baik akan terlihat baik, sedangkan perilaku yang buruk akan jelas terpampang di dalam cermin hati.

Untuk memperoleh ilmu yang sinar cahaya mampu menerangi hati dan meluas dalam dada seseorang harus mampu membersihkan dan membeningkan hatinya terlebih dahulu. Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap urusan duniawi dan tidak pernah digunakan untuk menzalimi sesama dan untuk itu bebaskanlah ia dari semua ini.

Sesungguhnya keadaan hati anda tergantung diri anda sendiri, kebaikan diri anda tergantung pada anda sendiri, dan rusaknya diri anda tergantung pada anda sendiri, karena itu seorang Muslim haruslah senantiasa mengawasi dan berusaha untuk memperbaiki hatinya. Hati mempunyai kemampuan untuk memutar bailk fakta dan kenyataan, sesuatu yang baik dianggap buruk, sedangkan yang buruk dianggap baik. Bid’ah dikatakan Sunnah, sedangkan Sunnah dikatakan Bid’ah, yang hak dianggap bathil dan yang bathil diangap sebuah kebenaran. Hati yang bersih senantiasa cinta kepada iman dan memandangnya indah di sisi Allah, membenci segala dusta dan kebohongan. Bila hati tercemar dari virus-virus kehidupan, segera bersihkan dengan taubat. Hati akan bersih dengan taubat, sedangkan tubuh akan bersih dengan air. Jauhi sendau gurau dan membuat lelucon yang dapat mematikan hati. “Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa itu akan mematikan hati ” (HR Ibnu Majah).

Salah satu sifat yang mampu membuat hati bercahaya dan tidak kotor adalah senantiasa bergaul (dekat, ingat dan senantiasa merasakan kehadiran-Nya) dan dialog dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati yang seperti ini tidak akan pernah merasakan galau dalam kehidupan dunia ini adan inilah yang difirmankan oleh-Nya; “Ketahuilah dengan mengingat Allah sajalah hati menjadi tenang dan tentram“. (QS. Ar-Ra’d: 28).

Kemudian selanjutnya seseorang harus berupaya agar dicintai-Nya dan salah satu sifat yang dapat menyampaikan kita untuk maqam cinta adalah sifat zuhud. Zuhud bukan berarti mengharamkan yang halal, tetapi zuhud adalah di mana orientasi hidup tidak diarahkan untuk kepentingan yang sejenak dan sementara (duniawiyah) tetapi hanya Allah, hati tidak terikat dan dikuasa harta benda dunia melainkan penuh dengan cahaya-Nya dan kebesaran-Nya sehingga jika ia berharta, hartanya hanya untuk kebaikan dan mencari ridha-Nya, jika ia punya jabatan, jabatannya untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan seterusnya.

Hidupnya hati seorang hamba tentu lebih utama untuk diperhatikan. Jika hidupnya badan membuatnya lancar dalam beraktifitas, maka hidupnya hati membuatnya bahagia dunia dan akhirat; begitu pula sebaliknya.

Subhanallah, sungguh setiap orang yang hatinya dipenuhi dengan cahaya Allah akan terasalah nikmat dan kelezatan hidup yang luar biasa. Allah berfirman: ….cahaya di atas cahaya, Allah membimbing siapa saja yang dikehendaki-Nya pada cahaya-Nya (QS. 24 an-Nur: 35).

Wallahu a’lam bisshawab

Dikutip dari buku terbitan At-Tibyan dengan judul “Kiat Melembutkan Hati dan Menangis Karena Allah

Sumber : http://an-naba.com/hati-yang-jernih/

Rabu, 21 Juli 2010

Pelajaran Dari Keledai


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Sementara si petani, sang pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya.Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna
menolong si keledai. Ia mengajak tetangganya untuk membantu-nya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya.Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan
itu, namun si keledai juga terus menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan kemudian melarikan diri.

Renungan:
Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan dan masalah) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah. Guncangkanlah hal-hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik.

Tujuh Hari Hidup Dalam Kubur

Ada seorang pemuda Bani Isroil yang menderita sakit keras berkepanjangan. Melihat kondisi anaknya yang tak kunjung sembuh sang ibu bernadzar, ”Yaa Allah, jika Engkau berkenan memberikan kesembuhan pada anakku, maka aku akan melaksanakan “pendem bumi” atau berada dalam bumi selama tujuh hari”. Tidak lama setelah sang ibu bernadzar, Allah mengabulkan permohonannya, pemuda yang sakit tadi akhirnya sembuh total. Namun, setelah beberapa hari dari kesembuhan anaknya, sang ibu tak kunjung melaksanakan nadzarnya. 

Suatu malam ibu tadi bermimpi, ia bertemu ular yang bisa berbicara, “Wahai ibu, cepatlah engkau laksanakan nadzarmu sebelum Allah menimpakan bala padamu”. keesokan harinya ia bercerita tentang mimpi tersebut pada anaknya, dan ia berkata, “Wahai anakku, untuk melaksanakan nadzarku, maka galilah tanah di kuburan umum sana”. Sang anak dengan sangat berat hati dan deraian air mata yang bercucuran karena begitu terharu melihat pengorbanan ibunya, akhirnya menggali tanah di kuburan sesuai dengan nadzar sang ibu. Dan ketika sudah selesai penggalian, lalu pemuda tadi memasukkan ibunya dalam kubur tersebut, dan ketika itu ibu berdo’a, ”Yaa Allah, Engkau telah mengabulkan permintaanku sehingga anakku telah sembuh dari sakitnya, dan dengan ini aku melaksanakan apa yang menjadi nadzarku, maka jagalah aku dalam kubur ini dari segala bahaya”. 

Dan rupanya Allah ta’ala mengabulkan apa yang menjadi do’a ibu tadi, dan ketika di dalam kubur, ibu tadi melihat diatas kepalanya terdapat sinar yang terang dan ia melihat ada sebuah kamar yang terbuat dari kaca di tengah kebun yang indah, yang di jaga oleh dua wanita yang cantik jelita. 

Wanita : “Wahai ibu, kemarilah” (dan ibu tadi langsung menghampirinya) Ibu :”Assalamu’alaikum….” (namun salam tersebut tidak dijawab) Ibu tadi melihat kejadian yang aneh pada kedua wanita tersebut yang kondisinya sangatlah berbeda. Yang satu dikipasi oleh seekor burung dengan sayapnya, namun yang satunya lagi kepalanya di patuk oleh seekor burung hingga darahnya bercucuran. Ibu tersebut bertanya pada wanita yang pertama : “Amal apakah yang engkau lakukan, sehingga kamu memperoleh kemuliaan yang sangat besar ini ?” wanita pertama menjawab : “Di dunia aku selalu ta’at pada suamiku, sehingga suamiku meridhoi aku ketika aku mati dan Allah meridhoi keta’atanku pada suamiku dan ketaatanku pada-Nya”. Lalu ibu tadi bertanya pada wanita yang kedua : “Dengan sebab apa kamu mendapat siksaan yang amat pedih ini ?” wanita menjawab : “Di dunia dulu akau adalah seorang wanita yang sholehah dan rajin ibadah, namun pada suatu hari aku tidak patuh pada suamiku dan suamiku tidak ridho ketika aku mati, maka disini aku mendapatkan kemuliaan berupa kamar dan taman yang indah, karena ibadahku, namun aku juga mendapat siksaan yang pedih karena aku tidak taat pada suamiku, maka hai ibu ketika kamu nanti kembali ke dunia, aku minta tolong agar engkau mau memintakan ma’afku pada suamiku”. 

Setelah berlalu tujuh hari maka kedua wanita tersebut berkata : “Wahai ibu, sudah tujuh hari kamu berada disini dan ini saatnya ibu kembali, karena anakmu sudah menunggumu dan sekarang ia sedang menggali kuburmu”. Ibu tersebut bergegas kembali ke kuburnya dan saat itu juga anaknya sudah selesai menggali kuburnya, lalu ia pun keluar dari kuburnya bersama anaknya yang menjemput tadi. Dan sesampai di rumah maka mulai saat itu juga ibu tadi di datangi banyak tamu untuk menanyakan kejadian yang telah terjadi atas dirinya, dan salah satunya adalah suami dari wanita yang ia temui di alam kubur. Dan ibu tadi bercerita tentang kejadian yang menimpa pada istrinya yang ia temui di alam kubur dan ibu tadi menyampaikan pesan agar suami memberikan ma’af pada istrinya. Mendengar penuturan sang ibu tadi, suami tadi menangis, ia merasa sangat kasihan terhadap istri yang dulu sangat dicintinya. Lalu iapun memberikan ma’af pada istrinya dan mendo’akannya agar ia segera mendapat ampunan dari Allah Swt. 

Pada malam hari setelah sang suami tadi memberikan ma’afnya kepada istri yang sudah di dalam kubur, ibu tadi bermimpi bertemu dengan wanita yang ia temui di alam kubur dan sekarang keadaanya lebih baik karena sudah dibebaskan dari siksa sebab pemberiaan ma’af dari suaminya.
(Syeikh Ahmad Syihabuddin Al Qulyubi ra)
DI ambil dari catatan facebook Bpk.Vicky Robiyanto

Pertanyaan Penting Dalam Test

Namaku Riri, aku saat ini sedang kuliah semester akhir di sebuah universitas negeri. Aku kuliah di sebuah jurusan yang cukup favorit, yaitu jurusan Kedokteran. Sebuah jurusan yang aku yakini dapat membuat hidupku lebih baik di masa mendatang.

Bukan kehidupan yang hanya untukku, tetapi juga buat keluargaku yang telah susah payah mengumpulkan uang, agar aku dapat meneruskan dan meluluskan kuliahku. Kakakku juga rela untuk tidak menikah tahun ini, karena ia harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan biaya-biaya laboratoriumku yang cukup tinggi.

Hari ini adalah hari ujian semesteranku. Mata kuliah ini diampu oleh dosen yang cukup unik, dia ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan. “Agar aku bisa dekat dengan mahasiswa.” katanya beberapa waktu lalu.

Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan, kami para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian kami. Ketakutanku terjawab hari ini, 9 pertanyaan yang dilontarkannya lumayan mudah untuk dijawab. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar aku tulis di lembar jawabku.

Tinggal pertanyaan ke-10.

“Ini pertanyaan terakhir.” kata dosen itu.

“Coba tuliskan nama ibu tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini !” katanya.

Seluruh ruangan pun tersenyum. Mungkin mereka menyangka ini hanya gurauan, jelas pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan mata kuliah yang sedang diujikan kali ini.

“Ini serius !” lanjut Pak Dosen yang sudah agak tua itu dengan tegas. “Kalau tidak tahu mending dikosongkan aja, jangan suka mengarang nama orang !”

Aku tahu ibu tua itu, dia mungkin juga satu-satunya cleaning service di gedung jurusan kedokteran ini. Aku tahu dia, orangnya agak pendek, rambut putih yang selalu digelung, dan ia selalu ramah serta amat sopan dengan mahasiswa-mahasiswa di sini. Ia selalu menundukkan kepalanya saat melewati kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong.

Tapi satu hal yang membuatku konyol.. aku tidak tahu namanya ! dan dengan terpaksa aku memberi jawaban ‘kosong’ pada pertanyaan ke-10 ini.

Ujian pun berakhir, satu per satu lembar jawaban pun dikumpulkan ke tangan dosen itu. Sambil menyodorkan kertas jawaban, aku memberanikan bertanya kepadanya kenapa ia memberi ‘pertanyaan aneh’ itu, serta seberapa pentingkah pertanyaan itu dalam ujian kali ini.

“Justru ini adalah pertanyaan terpenting dalam ujian kali ini” katanya. Beberapa mahasiswa pun ikut memperhatikan ketika dosen itu berbicara.

“Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi dari pada 9 pertanyaan yang lainnya, jika anda tidak mampu menjawabnya, sudah pasti nilai anda hanya C atau D !”

Semua berdecak, aku bertanya kepadanya lagi, “Kenapa Pak ?”

Kata dosen itu sambil tersenyum, “Hanya yang peduli pada orang-orang sekitarnya saja yang pantas jadi dokter.” Ia lalu pergi membawa tumpukan kertas-kertas jawaban ujian itu.

Sumber : CeritaInspirasi.net

Ciri - Ciri Orang Berbohong

Kalau Pinokia berbohong langsung kelihatan. Hidungnya pasti tambah panjang. Bagaimana manusia? Agak sulit. Berikut artikel menarik yang saya comot dari berbagai sumber seputar  ciri-ciri orang berbohong. Bisa dari bahasa tubuh cara bicara dll. 

Seseorang yang sedang berbohong, biasanya menutup anggota tubuh seperti mulut, meyilangkan tangan saat menceritakan ketidakjujurannya.

Gerakan tubuh orang yang sedang berbohong menurut para ahli mengiyaratkan ketidaknyamanan dibandingkan orang yang menceritakan sebenarnya. Ada beberapa indikasi yang bisa memberi petunjuk apakah seseorang berbohong atau tidak.

Ucapan

Studi menunjukkan orang yang berbohong mengubah cara mereka berbicara dan pilihan kata-kata mereka. Para pembohong biasanya menggunakan kata-kata yang sulit dimengerti.

Mereka jarang menggunakan kata ganti orang pertama dan lebih banyak menggunakan kata ganti orang ketiga. Sebuah studi pada 2003 oleh peneliti di Universitas Texas menyimpulkan selain mengurangi kalimat orang pertama (Saya, Aku), mereka juga menggunakan kata-kata yang berefek negatif.

Para pembohong juga biasanya lebih lama merespon pertanyaan dari lawan bicara agar memberikan jeda untuk memikirkan jawaban yang masuk akal bagi kebohongannya.

Intonasi

Seorang yang sering berbohong biasanya akan meninggikan suara saat sedang menceritakan kebohongan. Bisa juga mendeteksi apakah seseorang berbohong melalui bahasa tubuh walaupun tidak semuanya benar. Biasanya, orang yang berbohong akan melindungi tubuhnya karena tidak ingin orang lain mengetahui hal yang ada dalam pikirannya.

1. Posisi tubuh dapat menjadi bukti yang menunjukkan bahwa seseorang sedang berbohong, karena disadari ataupun tidak disadari ada hubungan yang kuat antara pikiran dan ekspresi.

2. Nafas yang tiba-tiba. Dalam setiap kebohongan, detak jantung akan meningkat dan nafas akan menjadi dangkal/cepat. Biasanya pembohong akan mengambil nafas dalam-dalam untuk menenangkan perasaannya. Cara ini juga yang diterapkan oleh mesin pendeteksi kebohongan, yaitu dengan mengukur detak jantung orang yang sedang diinterogasi/diwawancara.

3. Kegelisahan di bagian-bagian tubuh. Hal ini dapat terlihat dengan berbagai cara, tergantung dari orangnya. Gerakan yang gugup akan menarik perhatian kita terutama dapat kita rasakan ketika kita berbicara dengan seseorang yang kita kenal dan orang tersebut melakukan gerakan yang tidak seperti biasanya. Berikut adalah contoh kegelisahan di bagian-bagian tubuh :

- Gerakan tubuh yang maju-mundur, apakah dalam posisi duduk maupun berdiri.

- Posisi yang tiba-tiba berubah. Sebagai contoh, lawan bicara kita sedang menyilangkan salah satu kakinya diatas kaki yang lain, dan ketika mulai menjawab pertanyaan kita, dia merubah posisi kakinya. Orang yang berbohong, sekalipun dia seorang profesional, akan merasakan ketidaknyamanan ketika dia berbohong. Tubuh akan selalu menyesuaikan perasaan kita tanpa kita sadari, jadi posisi yang tiba-tiba berubah ini adalah sinyal yang baik yang menunjukkan bahwa seseorang sedang berbohong.

- Gerakan-gerakan yang tidak disadari dari tangan dan kaki. Sebagai contoh: menggoyangkan kaki, menggoyangkan tangan diatas meja, kedua tangan direkatkan kuat-kuat, kedua paha saling menekan bersama-sama. Jika lawan bicara kita sedang dalam posisi duduk dan kemudian ia merubah arah telapak kaki ke arah yang lain, itu juga merupakan tanda bahwa orang tersebut sedang berbohong.

- Senyuman yang palsu. Senyuman identik dengan keakraban dan kepercayaan, dan para pembohong seringkali menyalahgunakannya. Jadi bagaimana membedakan senyuman pembohong? Para pembohong biasanya akan tersenyum cukup sering dan tiba-tiba, yang sebetulnya tidak pada tempatnya dia harus tersenyum.

- Terlalu banyak aksi-aksi ’sok akrab’, seperti : menepuk punggung anda, menyentuh anda ataupun mendekatkan posisinya pada anda. Lawan bicara anda akan merasa kikuk ketika berbohong sehingga mereka akan menyembunyikan kekikukannya dengan melakukan tindakan-tindakan tersebut. Akan sangat sulit memutuskan bahwa seseorang sedang berbohong jika dia melakukan tindakan-tindakan yang bersahabat seperti itu. Ini adalah respon manusia yang alamiah. Tetapi tetap perlu diingat, bahwa jika anda merasa bahwa keakraban dari lawan bicara anda sudah berlebihan, berhati-hatilah.

Itu semua tadi cuma indikasi aja kalo ada kebohongan seseorang tapi jangan di jadikan dasar lho..mungkin aja ada orang yang sudah mempunyai kebiasaan seperti di atas  jadi sulit merubah padahal dia udah melakukan kejujuran.

Selasa, 20 Juli 2010

Syahadat

Lailaha illallah 
Kaum beragama negeri ini 
Tuhan lihatlah betapa baik kaum beragama negeri ini 
Mereka tak mau kalah dengan kaum beragama lain di negeri-negeri lain 
Demi mendapatkan ridhlo-Mu mereka rela mengorbankan saudara-saudara mereka 
Untuk merebut tempat terdekat di sisi-Mu 
Mereka bahkan tega menyodok dan menikam hamba hamba-Mu sendiri 
Demi memperoleh rahmat-Mu 
Mereka memaafkan kesalahan dan mendiamkan kemungkaran 
Bahkan mendukung kelaliman 
Untuk membuktikan keluhuran budi mereka 
Terhadap setanpun mereka tak pernah berburuk sangka 

Tuhan lihatlah betapa baik kaum beragama negeri ini 
Mereka terus membuatkan-Mu rumah rumah mewah diantara gedung-gedung kota 
Hingga di tengah-tengah sawah dengan kubah-kubah megah 
Dan menara-menara menjulang untuk meneriakkan nama-Mu 
Menambah segan dan keder hamba-hamba kecil-Mu yang ingin sowan kepada-Mu 
Nama-Mu mereka nyanyikan dalam acara hiburan hingga pesta agung kenegaraan

Mereka merasa begitu dekat dengan-Mu hingga masing-masing merasa berhak mewakili-Mu 
Yang memiliki kelebihan harta membuktikan kedekatannya dengan harta yang Kau berikan 
Yang memiliki kelebihan kekuasaan membuktikan kedekatannya dengan kekuasaan yang Engkau limpahkan 
Yang memiliki kelebihan ilmu membuktikan kedekatannya dengan ilmu yang Engkau kurniakan 
Mereka yang Engkau anugerahi kekuatan seringkali bahkan merasa diri Engkau sendiri 
Mereka bukan saja ikut menentukan ibadah 
Tapi juga menetapkan siapa ke surga siapa ke neraka 
Mereka sakralkan pendapat mereka 
Dan mereka akbarkan semua yang mereka lakukan 
Hingga takbir dan ikrar mereka yang kosong bagai perut bedhug 
Allahu Akbar walillah hilham 

Syahadat......
Inilah kesaksianku
Inilah pernyataanku 
Inilah ikrarku 
La ilaha illallah tak ada yang boleh memperhambaku kecuali Allah 
Tapi nafsu terus memperhambaku 
La ilaha illallah tak ada yang boleh menguasaiku kecuali Allah 
Tapi kekuasaan terus menguasaiku 
La ilaha illallah tak ada yang boleh menjajahku kecuali Allah 
Tapi materi terus menjajahku 
La ilaha illallah tak ada yang boleh mengaturku kecuali Allah 
Tapi benda mati terus mengaturku 
La ilaha illallah tak ada yang boleh memaksaku kecuali Allah 
Tapi syahwat terus memaksaku 
La ilaha illallah tak ada yang boleh mengancamku kecuali Allah 
Tapi rasa takut terus mengancamku 
La ilaha illallah tak ada yang boleh merekayasaku kecuali Allah
Tapi kepentingan terus merekayasaku 
La ilaha illallah hanya kepada Allah aku mengharap 
Tapi kepada siapapun Masya Allah aku mengharap 
La ilaha illallah hanya kepada Allah aku memohon 
Tapi kepada siapapun Masya Allah aku terus memohon 

La ilaha illallah hanya kepada Allah aku bersimpuh 
Tapi kepada apapun Masya Allah aku terus bersimpuh 
La ilaha illallah hanya kepada Allah aku bersujud 
Tapi kepada apapun aku terus bersujud 

La ilaha illallah... 
Masya Allah...

Karya : GUSMUS (KH. Mustofa Bisri)

Senin, 19 Juli 2010

Biodata Alumni MAN Karanganom

Dengan kemampuan yang kami punya dan rekan rekan yang telah membantu saya akhir ada sedikit informasi mengenai data siswa alumni MAN KARANGANOM KLATEN walau baru beberapa yang dapat kami susun di mohon kerjasamanya demi terjalinnya silaturahmi antar para alumni.

Berikut ini kami lampirkan beberapa biodata semoga bisa bermanfaat :

  1. Biodata Alumni MAN Karanganom Klaten Tahun 1981
  2. Biodata Alumni MAN Karanganom Klaten Tahun 1982
  3. Biodata Alumni MAN Karanganom Klaten Tahun 1983
  4. Biodata Alumni MAN Karanganom Klaten Tahun 1984
  5. Biodata Alumni MAN Karanganom Klaten Tahun 1985
  6. Biodata Alumni MAN Karanganom Klaten Tahun 1986
  7. Biodata Alumni MAN Karanganom Klaten Tahun 2001

 

Kami mohon maaf mungkin ada kesalahan dalam penulisan nama maupun alamat , Bagi yang mau biodata angkatannya di cantumkan di sini silahkan kirim email ke forsamankaranganom@yahoo.com

Minggu, 18 Juli 2010

Suburkan Sedekah

TANGAN yang memberi lebih mulia daripada tangan yang menerima. Sekecil mana sumbangan yang dihulurkan, ia cukup bermakna kepada si penerima yang hidup serba kekurangan, malah ‘buah tangan’ yang tidak seberapa itu mampu menerbitkan senyuman, walaupun cuma untuk seketika.
Islam sangat menggalakkan umatnya membantu mereka dalam kesempitan. Nas daripada al-Quran dan hadis Nabi s.a.w jelas menganjurkan umat Islam menghidupkan amalan sedekah, karena banyak manfaatnya.
Sedekah adalah perkataan berasal daripada bahasa Arab, yaitu sadaqah yang turut diguna pakai dalam bahasa Malaysia. Maksud yang sama ialah menderma, membelanjakan uang atau memberikan sesuatu kepada pihak lain dengan hati yang ikhlas, tanpa mengharapkan sebuah imbalan.
“Dan belanjakanlah (dermakanlah) sebahagian daripada rezeki yang Kami berikan kepada kamu sebelum seseorang daripada kamu sampai ajal kepadanya, (kalau tidak) maka ia (pada saat itu) akan merayu dengan berkata: Wahai Tuhanku alangkah baiknya kalau engkau lambatkan kedatangan ajal matiku ke suatu masa yang sedikit saja lagi, supaya aku dapat bersedekah dan dapat pula aku menjadi orang yang soleh.” (al-Munafiquun: 10)
Sedekah umumnya terbagi dua yaitu sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat. Ditekankan di sini ialah sedekah sunat dipandang ringan setengah pihak, tetapi sebenarnya ia memberikan manfaat yang besar, seperti dapat meringankan beban dan penderitaan si penerima, khususnya di kalangan orang fakir, miskin dan anak yatim.
Bagi pemberi sedekah, setidak-tidaknya dengan pemberian itu diharapkan dapat menebus dosanya dan memberikan ketenangan, malah yang lebih utama mendapat ganjaran berkali ganda di sisi Allah, seperti dijelaskan Allah pada ayat 261, surah al-Baqarah, bermaksud:
“Bandingan (pemberian) orang yang membelanjakan har tanya pada jalan Allah, sama seperti sebiji benih yang tumbuh mengeluarkan tujuh tangkai, tiap-tiap tangkai itu pula me ngandungi seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan me lipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Luas (rahmat) kurnia-Nya, lagi meliputi ilmu pengetahuan-Nya.” (al-Baqarah:261) 
Amalan bersedekah daripada satu sudut menggambarkan sifat insani, kemurahan hati dan keluhuran budi seorang manusia.
Tidaklah dikatakan seseorang manusia itu kaya perike manusiaannya jika tiada di dalam jiwanya sikap prihatin dan kasihan belas kepada sesama manusia, yang menggerakkan hatinya untuk memberikan pertolongan sekadar kemam puannya.
Cuma disebabkan golongan fakir miskin tidak menzahirkan keperluannya, atas alasan segan, perasaan rendah diri dan ingin menjaga maruah, membuatkan sesetengah pihak me nyangka tiada pihak yang berada dalam kesempitan.
Malah, dengan kefahaman samar sesetengah pihak yang kerap membuat tafsiran dan andaian sendiri terhadap takrif fakir serta miskin, ia sedikit sebanyak menjejaskan amalan bersedekah, kerana apabila disangka tidak ada yang layak untuk menerima sumbangan, tiadalah amalan sedekah.
Ini belum lagi termasuk sifat keakuan individu tertentu yang mendakwa harta diperolehnya adalah miliknya seorang, kerana beralasan dia yang bersusah payah bekerja siang dan malam. Tetapi hakikatnya, harta terbabit adalah kurniaan daripada yang Maha Kaya melaluinya dan ia berupa pinjaman untuk dikongsi sebagai bekal di dunia.
Jika menurut penjelasan Imam Syafie Rahimahullah ‘Orang fakir ialah orang yang tidak berharta dan tidak ada mata pencarian (sumber rezeki), manakala orang miskin pula ialah orang yang ada harta (ala kadarnya) atau ada mata pencarian tetapi tidak mencukupi sara hidupnya’.
Baginda Rasulullah s.a.w menerangkan golongan yang dikatakan fakir miskin, seperti dalam satu hadis daripada Abu Hurairah r.a, maksudnya:
“Orang fakir miskin (yang sangat menderita) bukanlah orang yang (menadah tangan) meminta-minta ke sana ke mari kepada orang ramai, yang apabila ia mendapat satu atau dua suap makanan atau mendapat sebiji atau dua biji buah kurma – ia akan pergi ke tempat lain meminta lagi. Se benarnya orang fakir miskin (yang sangat-sangat menderita) itu ialah orang yang tidak mempunyai sesuatu yang men cukupi sara hidupnya. Dan ia pula malu hendak meminta bantuan kepada orang ramai dan orang ramai pula tidak mengetahui keadaan penderitaannya untuk diberi bantuan.” (Hadis sahih, riwayat Imam Ahmad).
Justru, menjadi tanggungjawab kepada penderma atau pihak berkenaan untuk mengenal pasti orang fakir dan miskin terlebih dulu bagi memastikan sumbangan amal yang diberikan kena pada sasarannya, sekali gus mencapai mat lamatnya iaitu meringankan mereka yang kesempitan.
Pada zaman modern ini, antara kaedah yang diguna pakai bagi melakukan penilaian terhadap golongan fakir dan miskin ialah pendapatan isi rumahnya dan ia berbeza mengikut lokasi, di kota dan desa kadarnya adalah berlainan, kerana kos hidup di kota lebih tinggi berbanding di kampung.
Bagi Malaysia, sebuah negara dihuni masyarakat majmuk, berbilang bangsa dan budaya, dengan penduduk Muslim berkongsi hidup bersama bukan Muslim, kemiskinan bukan hanya membabitkan orang Islam, malah ada antaranya di kalangan bukan Muslim.
Dalam situasi ini, apakah orang Islam juga dibenarkan untuk memberikan bantuan atau sumbangan kepada orang fakir dan miskin di kalangan bukan Muslim, terutama di kalangan sahabat handai dan mereka yang tinggal berjiran?
Seorang cendekiawan Muslim, Sheikh Ahmad Kutty, dipetik sebagai berkata: “Islam menggalakkan pemberian sedekah kepada semua manusia, tanpa mengira perbezaan agama, kaum, warna atau bahasa.”
Menurutnya, Nabi Muhammad s.a.w ada membantu orang bukan Muslim (jahiliah) di kalangan yang menentangnya dan mereka tidak menghalangnya untuk memberikan bantuan dalam memenuhi keperluan yang mendesak.
“Mereka juga memberi makan benda makanan yang dihajati dan disukainya, kepada orang miskin dan anak yatim serta orang tawanan.
“Sesungguhnya kami memberi makan kepadamu kerana Allah semata-mata. Kami tidak menghendaki sebarang ba lasan darimu atau ucapan terima kasih.” (al-Insaan:8-9)
Beliau berkhidmat sebagai pensyarah kanan Institut Islam Toronto, Ontario, Kanada, menjelaskan, orang Islam ber tanggungjawab untuk memberikan bantuan kepada jiran atau rakan di kalangan bukan Muslim.
Katanya, Nabi s.a.w ada bersabda, maksudnya: “Sekiranya seseorang tidur dengan perut kosong, jaminan perlindungan Allah akan jauh daripadanya.”
“Jadi, mari kita sama-sama menentang kemiskinan dan membantu mereka yang memerlukan bantuan tanpa mengira perbedaan agama, kaum atau etnik, warna kulit atau bahasa.
“Semoga Allah memasukkan kita di kalangan mereka yang digambarkan Nabi s.a.w, umat yang terbaik ialah mereka suka menolong hamba Allah,” katanya.
Cuma, menurut fatwa yang pernah dikeluarkan negeri Johor hendaklah didahulukan bersedekah kepada saudara di ka langan orang Islam sebelum bersedekah kepada orang bukan Islam.
Alangkah indah Islam sebagai agama universal, yang mem berikan manfaat kepada semua pihak termasuk bukan Islam, sekali gus mencerminkan keluhuran budi umat Islam itu sendiri.
“Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agamamu, dan tidak mengeluarkan kamu dari kam pung halaman kamu; sesungguhnya Allah mengasihi orang yang berlaku adil.
Sesungguhnya Allah hanyalah melarang kamu daripada menjadikan teman rapat orang yang memerangi kamu kerana agama (kamu), dan mengeluarkan kamu dari kampung halamanmu, serta mereka membantu (orang lain) untuk mengusir kamu. Dan (ingatlah) sesiapa yang menjadikan mereka teman rapat, maka mereka itulah orang yang zalim.” (al-Mumtahanah:8-9)
Oleh Idris Musa